Senin, 04 Juni 2018

26 MAJAS YANG PERLU KAMU KETAHUI

26 MAJAS ATAU GAYA BAHASA

            Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek tertentu, bahkan bisa menimbulkan konotasi tertentu.Majas juga disebut gaya bahasa. Dibawah ini berbagai contoh majas dan penjelasannya.
      1.     Simile
Simile disebut juga majas perumpamaan atau perbandingan. Majas ini menyamakan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama dengan menggunakan konjungtor pembanding, antara lain seperti, bagai, sebagai, bagaikan, bak, laksana, semisal, seumpama, sepantun, sepenaka, serupa, dan kata-kata pembanding lainnya.
Contoh:
Senyummu laksana Mawar merekah.
Bedanya seperti langit dan bumi.

2.      Metafora
Bahasa berkias dengan perbandingan yang singkat dan padat serta dinyatakan tanpa menggunakan menggunakan konjungtor pembanding.
Contoh:
Hati-hati kalau bertemu nenek sihir.
Jauhkan diri anda dari lelaki buaya darat.

3.      Personifikasi
Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah menjadi bernyawa atau memiliki sifat manusia.
Contoh:
Ombak berkejaran dengan riang.
Badai mengamuk menghancurkan rumah warga.

4.      Kontradiksio Intermenis
Kontradiksio Intermenis adalah majas yang diberi penjelasan yang bertentangan dengan pernyataan awal.
Contoh:
Semua putra Pak Ali sangat penurut, hanya Agus yang nakal.
Hari ini semua pegawai berseragam, kecuali Pak Komar.

5.      Epik Simili
Epik Simili atau perbandingan epons adalah majas perbandingan yang diperpanjang atau dilanjutkan, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya dalam kalimat atau prasa yang berturut-turut.
Contoh:
Ditengah sunyi menderu rinduku,
Seperti topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku. (Rustam Efendi)

6.      Alegori
Majas yang berisi tentang cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Isinya mengiaskan hal atau kejadian. Sebenarnya, alegori merupakan metafora yang dilanjutkan.
Contoh:
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun diabaikan orang
Sejor kembang gemilang mulia

7.      Tropen
Majas yang berisi kiasan digunakan untuk menggantisebuah pengertian dengan kata-kata kias.
Contoh:
Presiden SBY akan terbang menuju Amerika.
Penjahat itu berhasil melarikan uang korban.

8.      Asosiasi
Majas yang mengungkapkan gagasan dengan menggunakan kata tertentu yang mempunyai hubungan arti antara gagasan dan kata tersebut.
Contoh:
Dia mau membantu kalau diberi amplop dulu.
Provokator itu selalu memancing kerusuhan.

9.      Hiperbola
Majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud.
Contoh:
Sorak penonton mengguntur membelah angkasa.
Harga-harga bahan pokok naik membubung tinggi melangit.

10.  Liotes
Majas yang melemahkan apa yang sebenarnya dimaksud. Hal ini biasanya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.
Contoh:
Silahkan makan dengan sambal saja!
Terimalah bingkisan yang tidak berharga ini.

11.  Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok atau mengejek lawan bicara.
Contoh:
Bukan main bersihnya kelas ini, dimana-mana ada sampah.
Masih sore begini sudah pulang, baru pukul dua malam.

12.  Sinisme
Sinisme adalah majas pertentangan yang berisi sindiran dan bernilai rasa lebih kasar dibanding Ironi.
Contoh:
Suaramu begitu merdu, ocehanmu menggatalkan telingaku.
Kamu memang anak sopan, perilakumu menjengkelkan semua orang.

13.  Sarkasme
Majas yang berisi pernyataan mengejek, bahkan menghina dengan kata-kata yang kasar.
Contoh:
Mual perutku mendengar ocehanmu.
Bedebah, pergi dari sini setan!

14.  Metonimia
Majas yang memakai nama diri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:
Saya suka membaca Chairil Anwar.
Tolong, belikan saya gudang garam.

15.  Sinekdoke
Sinekdoke terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.    Pars Pro Toto, yaitu menyebut nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh:
Setiap kepala keluarga yang tidak mampu mendapatkan kompensasi BBM Rp 1.000.000,00
Dia tidak pernah tampak batang hidungnya
b.    Totem Pro Parte, yaitu menyebut nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh:
Kelas 3 C meraih juara umum pada semester ganjil tahun kemaren.
Popda akan mempertandingkan tujuh cabang olahraga antar sekolah.

16.  Eufemisme
Majas yang menggunakan ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan atau kurang menyenangkan.
Contoh:
Putra bapak ketinggalan dalam bidang akademik.
Mobil itu membawa rombongan peserta tunadaksa.

17.  Paradoks
Paradoks adalah majas yang menyatakan sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan keadaan yang sebenarnyapadahal kenyataannya mengandung kebenaran.
Contoh:
Dia adalah orang kaya, tapisangat miskin.
Walaupun berada di kota besar yang ramai, namun diriku merasa kesepian.

18.  Antitesme
Antitesme adalah majas yang mengungkapkan gagasan-gagasan yang bertentangan dalam gagasan sejajar.
Contoh:
Susah-senang, tertawa-menangis merupakan romatika kehidupan.
Besar-kecil, tua-muda, pria-wanita, semua datang ke alun-alun.
  
19.  Repetisi
Majas yang mengulang-ngulang kata atau sekelompok kata yang sama untuk menarik perhatian atau penagasan.
Contoh:
Hanya dengan belajar, sekali lagi belajar, ya belajar, cita-cita kita akan tercapai.
Pemuda, pemudalah penerus cita-cita kusuma bangsa.

      20.  Anafora
Anafora merupakan majas pengulangan kata atau sekelompok kata pada awal kalimat atau klausa secara berturut-turut.
Contoh:
Ada kemauan, ada jalan.
Seribu kali jatuh seribu kali bangun.

21.  Tautologi
Tautologi adalah majas yang berisi penyangatan gagasan dengan mengulang kata atau sekelompok kata yang semakna atau searti.
Contoh:
Cinta dia benar-benar sudah berurat berakar.
Sepi memagut, menekan, mendesak.

22.  Koreksio
Majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan menarik pernyataan sebelumnya kemudian membetulkan dengan pernyataan berikutnya yang sebenarnya masih bertalian arti.
Contoh:
Melihat saya datang, ia turun, ah tidak, ia melompat langsung memelukku.
Sebanrnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan.

23.  Alusio
Alusioadalah majas yang merujuk secara tidak langsungpada karya sastra, peristiwa, tokoh atau tempat.
Contoh:
Tugu ini mengingatkan kita pada tanggal 1 November 1945.
Jangan tiru perbuatan si Malin Kundang.

24.  Klimaks
Majas klimaks dibedakan menjadi dua macam.
a.       Klimaks, yaitu majas berupa urutan gagasan berjenjang naik atau makin meningkat identitasnya.
Contoh:
Ilmu dari guru harus diterima, dipelajari, dipikirkan dan diamalkan sebaik-baiknya.
Kegiatan itu harus dilaksanakan di tingkat RT, RW, kelurahan, dan kecamatan.

b.  Antiklimaks, yaitu majas berupa urutan gagasan berjenjang turun atau makin menurun identitasnya.
Contoh:
Setiap dinas pendidikan, setiap sekolah, setiap kelas harus melaksanakan program Jum’at bersih.

25.  Asindeton
Majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan konjungtor.
Contoh:
Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh masyarakat.
Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara bendera.

26.  Polisindeton
Majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menyebutkan konjungtor pada setiap bagian yang dipentingkan.
Contoh:
Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, isteri dan anaknya, hak dan kewajibannya.
Mengapa kamu tidak selera makan dan minum, berjoget atau bernyanyi, bergurau atau bercengkrama.


sumber :Buku Siap Menghadapi UN SMA/MA 2012, PT Grasindo: Jakarta.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar