26 MAJAS ATAU GAYA BAHASA
Majas adalah
bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek tertentu, bahkan
bisa menimbulkan konotasi tertentu.Majas juga disebut gaya bahasa. Dibawah ini
berbagai contoh majas dan penjelasannya.
1. Simile
Simile disebut juga majas perumpamaan atau perbandingan. Majas ini
menyamakan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama dengan
menggunakan konjungtor pembanding, antara lain seperti, bagai, sebagai,
bagaikan, bak, laksana, semisal, seumpama, sepantun, sepenaka, serupa, dan
kata-kata pembanding lainnya.
Contoh:
Senyummu laksana Mawar merekah.
Bedanya seperti langit dan bumi.
Bahasa berkias dengan perbandingan yang singkat dan padat serta
dinyatakan tanpa menggunakan menggunakan konjungtor pembanding.
Contoh:
Hati-hati kalau bertemu nenek sihir.
Jauhkan diri anda dari lelaki buaya darat.
Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah menjadi bernyawa
atau memiliki sifat manusia.
Contoh:
Ombak berkejaran dengan riang.
Badai mengamuk menghancurkan rumah warga.
Kontradiksio Intermenis adalah majas yang diberi penjelasan yang
bertentangan dengan pernyataan awal.
Contoh:
Semua putra Pak Ali sangat penurut, hanya Agus yang nakal.
Hari ini semua pegawai berseragam, kecuali Pak Komar.
Epik Simili atau perbandingan epons adalah majas perbandingan yang
diperpanjang atau dilanjutkan, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan
sifat-sifat pembandingnya dalam kalimat atau prasa yang berturut-turut.
Contoh:
Ditengah sunyi menderu rinduku,
Seperti topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku. (Rustam Efendi)
Majas yang berisi tentang cerita kiasan ataupun lukisan kiasan.
Isinya mengiaskan hal atau kejadian. Sebenarnya, alegori merupakan metafora
yang dilanjutkan.
Contoh:
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun diabaikan orang
Sejor kembang gemilang mulia
Majas yang berisi kiasan digunakan untuk menggantisebuah pengertian
dengan kata-kata kias.
Contoh:
Presiden SBY akan terbang menuju Amerika.
Penjahat itu berhasil melarikan uang korban.
Majas yang mengungkapkan gagasan dengan menggunakan kata tertentu
yang mempunyai hubungan arti antara gagasan dan kata tersebut.
Contoh:
Dia mau membantu kalau diberi amplop dulu.
Provokator itu selalu memancing kerusuhan.
Majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud.
Contoh:
Sorak penonton mengguntur membelah angkasa.
Harga-harga bahan pokok naik membubung tinggi melangit.
Majas yang melemahkan apa yang sebenarnya dimaksud. Hal ini
biasanya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.
Contoh:
Silahkan makan dengan sambal saja!
Terimalah bingkisan yang tidak berharga ini.
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan
maksud berolok-olok atau mengejek lawan bicara.
Contoh:
Bukan main bersihnya kelas ini, dimana-mana ada sampah.
Masih sore begini sudah pulang, baru pukul dua malam.
Sinisme adalah majas pertentangan yang berisi sindiran dan bernilai
rasa lebih kasar dibanding Ironi.
Contoh:
Suaramu begitu merdu, ocehanmu menggatalkan telingaku.
Kamu memang anak sopan, perilakumu menjengkelkan semua orang.
13. Sarkasme
Majas yang berisi pernyataan mengejek, bahkan menghina dengan
kata-kata yang kasar.
Contoh:
Mual perutku mendengar ocehanmu.
Bedebah, pergi dari sini setan!
14. Metonimia
Majas yang memakai nama diri atau nama hal yang ditautkan dengan
orang, barang atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:
Saya suka membaca Chairil Anwar.
Tolong, belikan saya gudang garam.
15. Sinekdoke
Sinekdoke terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.
Pars
Pro Toto, yaitu menyebut nama sebagian sebagai
pengganti nama keseluruhan.
Contoh:
Setiap kepala
keluarga yang tidak mampu mendapatkan kompensasi BBM Rp 1.000.000,00
Dia tidak
pernah tampak batang hidungnya
b.
Totem
Pro Parte, yaitu menyebut nama keseluruhan
sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh:
Kelas 3 C
meraih juara umum pada semester ganjil tahun kemaren.
Popda akan
mempertandingkan tujuh cabang olahraga antar sekolah.
16. Eufemisme
Majas yang menggunakan ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan
ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan atau kurang menyenangkan.
Contoh:
Putra bapak ketinggalan dalam bidang akademik.
Mobil itu membawa rombongan peserta tunadaksa.
Paradoks adalah majas yang menyatakan sesuatu yang seolah-olah
berlawanan dengan keadaan yang sebenarnyapadahal kenyataannya mengandung
kebenaran.
Contoh:
Dia adalah orang kaya, tapisangat miskin.
Walaupun berada di kota besar yang ramai, namun diriku merasa
kesepian.
18. Antitesme
Antitesme adalah majas yang mengungkapkan gagasan-gagasan yang
bertentangan dalam gagasan sejajar.
Contoh:
Susah-senang, tertawa-menangis merupakan romatika kehidupan.
Besar-kecil, tua-muda, pria-wanita, semua datang ke alun-alun.
19. Repetisi
Majas yang mengulang-ngulang kata atau sekelompok kata yang sama
untuk menarik perhatian atau penagasan.
Contoh:
Hanya dengan belajar, sekali lagi belajar, ya belajar, cita-cita
kita akan tercapai.
Pemuda, pemudalah penerus cita-cita kusuma bangsa.
20. Anafora
Anafora merupakan majas pengulangan kata atau sekelompok kata pada
awal kalimat atau klausa secara berturut-turut.
Contoh:
Ada kemauan, ada jalan.
Seribu kali jatuh seribu kali bangun.
Tautologi adalah majas yang berisi penyangatan gagasan dengan
mengulang kata atau sekelompok kata yang semakna atau searti.
Contoh:
Cinta dia benar-benar sudah berurat berakar.
Sepi memagut, menekan, mendesak.
22. Koreksio
Majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan menarik
pernyataan sebelumnya kemudian membetulkan dengan pernyataan berikutnya yang
sebenarnya masih bertalian arti.
Contoh:
Melihat saya datang, ia turun, ah tidak, ia melompat langsung
memelukku.
Sebanrnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya
usulkan.
Alusioadalah majas yang merujuk secara tidak langsungpada karya
sastra, peristiwa, tokoh atau tempat.
Contoh:
Tugu ini mengingatkan kita pada tanggal 1 November 1945.
Jangan tiru perbuatan si Malin Kundang.
24. Klimaks
Majas klimaks dibedakan menjadi dua macam.
a.
Klimaks,
yaitu majas berupa urutan gagasan berjenjang naik atau makin meningkat
identitasnya.
Contoh:
Ilmu dari guru
harus diterima, dipelajari, dipikirkan dan diamalkan sebaik-baiknya.
Kegiatan
itu harus dilaksanakan di tingkat RT, RW, kelurahan, dan kecamatan.
b. Antiklimaks,
yaitu majas berupa urutan gagasan berjenjang turun atau makin menurun
identitasnya.
Contoh:
Setiap
dinas pendidikan, setiap sekolah, setiap kelas harus melaksanakan program
Jum’at bersih.
Majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa
menggunakan konjungtor.
Contoh:
Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama,
tokoh masyarakat.
Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara
bendera.
Majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menyebutkan konjungtor
pada setiap bagian yang dipentingkan.
Contoh:
Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, isteri dan anaknya,
hak dan kewajibannya.
Mengapa kamu tidak selera makan dan minum, berjoget atau bernyanyi,
bergurau atau bercengkrama.
sumber :Buku
Siap Menghadapi UN SMA/MA 2012, PT Grasindo: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar